Popular Post

Archive for Agustus 2014

BEHIND THE SCENE #ISF2014

By : Unknown

"PERJUANGAN itu membutuhkan CINTA
CINTA itu membutuhkan PENGORBANAN

PENGORBANAN itu menguras SEGALANYA


FIKIRAN kita, TENAGA kita, UANG kita, WAKTU kita

tanpa KEIKHLASAN, semua akan 
terasa HAMPA


BERKARYALAH dengan CINTA..."

Ngintip persiapan pantiaISF2014 yukk :D
Mau download videonya? Berikut linknya....

https://www.youtube.com/watch?v=uEerNdltp1g

CURHATAN DI BAWAH POHON | AYYASY YAHYA

By : Unknown

Tulisan ini, special dperuntukkan kepada seluruh aktifis dakwa di seluruh dunia. Semoga bermanfaat :)

Di bawah rindangnya pohon. Tiupan angin sepoi-sepoi semilir menerpa.
 Seorang aktivis mengeluhkan kondisinya kepada temannya..

“Kenapa ya, ketika kita membuat suatu agenda, ada saja cobaannya?”
Temannya pun bertanya balik

“Menurutmu?”

Sang aktifis itu pun terdiam. Melihat langit dengan tatapan kosong.

“Aku juga heran. Nyaris bosan dengan cobaan yang datang silih berganti. Rasanya beban ini terlalu berat. Sepekan lebih aku stress memikirkannya. Seakan-akan aku seorang buronan.”

Lalu temannya pun menjawab..

“Sebagai seorang aktifis, apakah timmu sudah solid? Apakah timmu telah sadar akan tanggung jawab mereka? Apakah merekamemiliki loyalitas pada ketuanya? Apakah kamu bekerja tim atau bekerja sendiri?”

Lagi-lagi, sang aktifis itu terdiam kembali. Kemudian ia pun menjawab sambil tertunduk ke tanah

“Rasanya pertanyaan-pertanyaanmu belum bias kujawab sekarang.”

Teman sang aktifis itu pun merangkul bahunya dan berkata..

“Kawan, seorang aktifis itu memang, pasti, dan akan selalu dihampiri perosalaan yang banyak. Memang, itu tidak ringan. Akan tetapi, ketika engkau bisa melewati rintangan itu, tanpa disadari, hal itu telah membesarkanmu dan yang harus kamu ketahui, tak sembarang orang yang bias melewatinya. Hanya orang-orang yang sabar yang bias menaklukannya.

Kawan, ketika punggung ini terasa berat, itu artinya engkau harus membagi beban itu pada timu. Saling merangkul satu sama lain. Aku, kamu, dia, kita adalah tim. Seperti itulah. Semuanya  harus merasakannya. Tak ada yang bisa membangun bangunan kokoh dengan sendiri. pasti memerlukan bantuan orang lain bukan?

Kawan, orang bijak pernah berkata…
PERJUANGAN itu membutuhkan CINTA
CINTA itu membutuhkan PENGORBANAN
PENGORBANAN itu menguras SEGALANYA
FIKIRAN kita, TENAGA kita, UANG kita, WAKTU kita
tanpa KEIKHLASAN, semua akan 
terasa HAMPA
BERKARYALAH dengan CINTA...”

Ketika matahari mulai jauh redup, merekapun pulang kerumahnya masing-masing.

Ayyasy Yahya
SMAIT As Syifa Boarding School
@AyyasyYahya29 



Tag : ,

ALI SASTRA, THE JENGGOTS, YOGIA, RAMAIKAN ISF

By : Unknown




SUBANG- Untuk pertama kalinya ISF digelar (24/8)  pihak panitia tak tanggung-tanggung mengundang 3 artis sebagai guest star acara. Mereka mengundang Ali Sastra, The Jenggots, Yogia ‘VocaFarabi’ di bawah naungan manjemen musik Nasyid Indonesia.

Walaupun terik siang, para pengunjung tetap antusias menonton konser dari para artis. The Jenggots grup rap islami yang terdiri dari Ibnu (Jenggot 1) dan Dian (Jenggot 2)  menghibur para pengunjung dengan pengunjung dengan pembawaan lagu yang kocaknya. Lagu-lagu yang dibawakannya diantaranya, SemanGKA, Jus In Islam Forever, A Ba Ta Tsa, Tuhan tahu Kita Mampu dan beberapa lagu dibawakan bersama Yogia ‘VocaFarabi’.

Acara semakin menarik ketika mereka mengajak penonton untuk beat box battle. Alfi dan Harits pun naik ke atas panggung untuk meladeni tantangan The Jenggots dan Yogia ‘Vocafarabi’.

Setengah jam berikutnya, Ali Sastra menunjukkan batang hidungnya di atas panggung. Para pengunjung pun tak sabar akan kehadirannya, khususnya kaum hawa. Tak kalah serunya, ia pun mengajak panitia dan penonton untuk bernyanyi bersama di atas panggung dalam beberapa sesi.


Tampilan guest star pun berakhir pada pukul 14.30 setelah lagu Kita Satu dibawakan oleh artis-artis Nasyid Indoesia. Acarapun selesai tertib dan pas dengan adzan Ashar.

FAROS-FKOS ADAKAN ISF PERDANA

By : Unknown


SUBANG- Untuk pertama kalinya FAROS (Forum Aksi Rohis Subang) bersama FKOS (Forum Komunikasi Osis Subang) mengadakan Islamic Student Fair perdananya. Acara ini diadakan pada Ahad (24/8) yang bertempat di Wisma Karya.

Acara tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB. Sebanyak 13 penampilan dari 10 sekolah se-Kabupaten Subang meramaikan acara ini. Mereka adalah SMAIT As Syifa, SMAN 1 Subang, SMAN 2 Subang, SMAN 3 Subang, SMK PGRI Subang, SMA PGRI 1 Subang, SMAN 1 Ciasem, SMAN 1 Jalancagak, SMKN 1 Subang dan SMKN 2 Subang.  Acara yang berslogan ‘Ekspresikan Dirimu’ ini mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar. terbukti tidak adanya protes dari masyarakat sekitar meski dimulai di Ahad pagi. Justru yang ada, masyarakat ikut menikmati acara tersebut.

Islamic Student Fair (ISF) ini merupakan acara pentas amal untuk Palestina sekaligus ajang unjuk bakat pelajar Subang, tutur ketua pelaksana, Abdul Mubdi.

Acara ini bertambah meriah ketika ada undian door prize bagi peserta. Selain itu ada beberapa stan bazar yang ikut meramaikan acara tersebut. Siang harinya, para pengunjung semakin merapat ke panggung karena ada guest star yang menghibur pengunjung.


Semoga acara ini dapat memberikan nilai positif kepada masyarakat Subang dan dapatterselenggara lebih baik lagi pada tahun depan.

SURAT UCAPAN SELAMAT HARI KEMERDEKAAN UNTUK BANGSA INDONESIA DARI GAZA

By : Unknown


Hari ini, Ahad 17 Agustus 2014, rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaannya yang ke-69. Terkait dengan hal tersebut, salah seorang warga Palestina di Gaza mengirimkan surat ucapan selamat hari kemerdekaan untuk bangsa Indonesia.

Surat tersebut dirilis dan diterjemahkan oleh Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Sabtu (16/8/2014). Berikut ini surat ucapan selengkapnya yang ditulis oleh Fursan Khalifa warga Gaza, Palestina:

 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada junjungan kita, Muhammad SAW.

Keluarga dan saudara kami yang mulia dan tercinta di Indonesia, pada peringatan hari kemerdekaan yang telah dibayar dengan nyawa para syuhada, darah dan tahanan para pejuang.
Para pejuang Bangsa Indonesia sudah merasakan sebagaimana yang saat ini dirasakan bangsa Palestina, seperti pembunuhan dan penghancuran atas tanah dan bangsa kami.

Bangsa Indonesia sudah berjuang dan mengusir penjajah Belanda dengan penuh keberanian dan heroisme persis sebagaimana kami saat ini, para pejuang Palestina yang berjuang melawan penjajah zionis Israel.

Pemimpin bangsa Indonesia, Sukarno dan Hatta telah berjuang mengusir penjajah, dan sekarang di Palestina bangsa kami dan para pemimpin kami seperti Abul Abd Haniyah, Muhammad Addayf sedang berjuang untuk mengembalikan hak-hak kami yang direnggut penjajah zionis.

Sungguh penjajah itu sudah melakukan kejahatan kemanusiaan yang sangat luar biasa kepada bangsa Indonesia sebagaimana juga yang saat ini dilakukan oleh penjajah zionis kepada bangsa kami di Palestina, terutama di Gaza.

Untuk itu, kita adalah bangsa yang sama-sama telah merasakan hidup sakit di bawah tekanan dan kejahatan penjajah, kami berharap kepada Allah dalam waktu yang dekat, Palestina Merdeka sebagaimana bangsa Indonesia telah merdeka.

Kami melihat dan merasakan sendiri, masyarakat Gaza mencintai bangsa Indonesia, di setiap sudut-sudut kota Gaza ada bantuan- bantuan yang sudah sampai kepada kami dari lembaga-lembaga kemanusiaan yang berasal dari Indonesia.

Dan Gaza pada saat bangsa Indonesia sedang memperingati hari kemerdekaannya semoga menjadi inspirasi bagi kami untuk membebaskan Al-Quds, Al-Aqsha dan Palestina secara keseluruhan.

Salam CINTA dari saudaramu di Gaza, dan juga salam CINTA dari saudara-saudaramu yang masih mendekam di penjara-penjara zionis di tepi barat.

Salam dari saya,

Fursan Khalifa (Abul Abbas)
Gaza, 16/8/2014

Dalam catatan sejarah, dukungan untuk kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 pertama kali dimulai dari Palestina dan Mesir. Hal tersebut terungkap dalam buku berjudul “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc.


*sumber: dakwatuna

ISIS DAN ANTISIPASI DE-ISLAMISASI

By : Unknown

Menarik membaca tulisan M Taufik NT berjudul “Mengkritisi ‘Khilafah’ ala ISIS” (Banjarmasin Post, 11/8). Diskusi terkait ISIS penting untuk dilanjutkan khususnya terkait konteks ke-Indonesiaan. ISIS atau dikenal sebagai Daulah Islam Irak Dan Syam atau Daulah al Islamiyah Fil Iraq Wa Asy Syam atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic state of Iraq and the Levant (ISIL) kini resmi bernama Islamic State.

ISIS merupakan klaim negara yang dideklarasikan pada tanggal 9 April 2013. Secara de facto ISIS telah menguasai wilayah seluas 400.000 km persegi, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Kota Raqqah di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara.


Negara ini de jure belum diakui negara-negara lain, bahkan dikecam dan ditolak dunia internasional. Dewan Keamanan PBB bahkan menggelar sidang darurat untuk membahas krisis di Irak yang menyebabkan puluhan ribu umat Kristen dan suku minoritas lainya mengungsi akibat tindakan ISIS. PBB mencatat aksi gerilyawan ISIS telah menewaskan 2.400 orang di Irak selama bulan Juni 2014.
ISIS di Indonesia

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar sedunia menjadi sasaran penyebaran ISIS. Beberapa sumber menyebutkan anggota ISIS sendiri berjumlah sekitar 7000 orang dan tersebar di seluruh dunia. Chep Hernawan, Ketua Umum Gerakan Islam Reformis (Garis) Cianjur, bahkan mengaku sebagai pimpinan ISIS regional Indonesia. Dia menyatakan, dengan berbaiat, ribuan warga Indonesia sudah menjadi anggota ISIS.  Gerakan ISIS di Indonesia berjanji menekankan dan mengutamakan penegakan syariat Islam dengan tidak melakukan tindakan anarkistis atau kekerasan.

Habib (2014) menjelaskan gerakan ISIS di Indonesia dipelopori oleh Amman Abdurahman, seorang narapidana teroris yang kini ditahan di Nusakambangan. Jumlah jaamaah ISIS diprediksi sekitar  500 orang yang tersebar di Bekasi, Solo, Lombok dan beberapa kota lain.  ISIS selanjutnya juga merekrut anggota di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Medan, Aceh, Lampung, Riau, dan Madura (Al-Chaidar, 2014).

ISIS sebagaimana organisasi radikal lainnya melakukan penyebaran melalui sistem bawah tanah. Indonesia Police Watch (2014) menerangkan bahwa ada tiga cara yang dilakukan gerakan ISIS untuk menyebarkan pahamnya di Indonesia. Cara yang pertama melalui masjid, bahkan dimuali dari Tempat Pendidikan Al Quran (TPA). Kedua, dengan cara membangun jaringan komunitas anak-anak muda. Ketiga melalui penguasaan bisnis limbah industri. ISIS masuk dan menguasai bisnis limbah industri di kawasan-kawasan industri dan berusaha menancapkan pengaruh di lokasi-lokasi hiburan serta kawasan bisnis lainnya.

Antisipasi Proporsional

Perkembangan ISIS di Indonesia patut di waspadai dan diantisipasi, tetapi secara proporsional. Apresiasi layak diberikan kepada pemerintah, MUI, Ormas, dan komponen lainnya yang sigap memperhatikan dinamika ini. Respon ini bahkan tergolong sangat cepat dibandingkan fenomena lainnya.
Presiden langsung menggelar rapat kabinet membahas khusus tentang ISIS. MUI juga segera membahas bersama ormas Islam. Forum Ukhwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama beberapa pimpinan ormas Islam tingkat pusat memberikan pernyataan sikap penolakan dan  antisipasi terkait aktivitas ISIS di Indonesia.   ISIS dinilai  i sangat potensial memecah belah persatuan umat Islam, menggoyahkan NKRI berdasarkan Pancasila, serta  tidak mengedepankan watak Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi alam semesta).

Kewaspadaan terhadap ISIS mesti disadari umat Islam dan semua pihak. Antisipasi membendung penyebarannya juga penting dilakukan secara sistemik. Namun demikian setiap penyikapan mesti dilakukan secara bijak dan tidak justru kontra produktif bagi dinamika Islam sendiri. Satu hal yang mesti diantisipasi adalah mencegah terjadinya deislamisasi atau penghilangan harkat Islam secara masif dan tidak disadari umat Islam. Beberapa prinsip penting diperhatikan banyak pihak.

Pertama, membendung penyebaran dengan tidak melakukan generalisasi. Pergerakan dan penyebaran ISIS menggunakan jalur inti dari pusat aktivitas umat Islam, seperti masjid, TPA, pengajian, dan lainnya. Hal ini bukan kemudian bisa dijawab dengan mengatur dan memperketat aktivitas di tempat-tempat tersebut. Kondisi demikian justru akan menjadi deislamisasi yang merugikan perkembangan bangsa. Penyikapan mesti secara kasuistik berdasarkan data akurat.

Kedua, melakukan penguatan aspek spiritual umat Islam. Pemahaman Islam secara komprehensif penting diberikan. Sektor-sektor formal dapar mewadahinya melalui beberapa mekanisme, seperti pendampingan atau tutorial agama di sekolah dan perguruan tinggi, pengajian rutin di kantor-kantor, dan lainnya. Hal ini penting guna mempersempit ruang gerak ISIS dalam mencari sasarannya.

Ketiga, penanganan dini harus segera dilakukan pemerintah sebelum perkembangan ISIS melebar. Badan Intelejen Negara (BIN) mesti memasok data-data akurat untuk dasar penanganan. Jumlah dan sebaran yang masih sedikit dapat didayagunakan untuk memangkas sampai akar-akarnya. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai stakeholder utama penting bertindak secara cepat dan akurat. BNPT penting belajar untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan sebelumnya meskipun kecil. Seperti salah tangkap, mengutamakan pembunuhan daripada penangkapan, dan lainnya.

Penyikapan terhadap ISIS sebaiknya tidak terlalu menguras perhatian dan sumber daya bangsa ini. Penanganan cepat, akurat, dan antisipasi proporsional dibutuhkan. BIN dan BNPTmenjadi pertaruhan kepercayaan publik. Jika tidak kunjung selesai, maka jangan salahkan publik yang akan berbalik meragukan dan menaruh kecurigaan. Sebagian publik dapat menilai bahwa ISIS menjadi produk rekayasa intelejen guna proyek deislamisasi dan proyek persenjataan atas nama penumpasan terorisme.(*)

*Dimuat di BANJARMASIN POST Kolom Aspirasi Edisi 12 Agustus 2014
Dan diposting di
http://lupy-indonesia.blogspot.com/2014/08/isis-dan-antisipasi-de-islamisasi.html
Tag : ,

THIS IS GAZA, NOT HOLLYWOOD

By : Unknown


Wawancara dengan salah satu pejuang Al-Qassam

Prolog: wawancara ini berlangsung antara Dr. Faez Abu Shammaleh dengan Mahmud, salah satu pejuang Izzudin Al-Qassam (sayap militer Hamas) yang berhasil keluar dari terowongan, setelah 20 hari lebih ia bersama 23 pejuang Al-Qassam "terkubur" di dalam terowongan tersebut.

Kepada mereka yang masih ragu-ragu dan mengatakan: pejuang Palestina kalah…. Kepada mereka yang kehilangan kepercayaannya kepada diri dan qiyadahnya, yang mengatakan: ini hanyalah bualan film Bollywood (filmIndia), yang ceritanya diambil dari kisah film Hollywood….

Kepada mereka semua, kami sampaikan: memang, ini hanya terjadi di Gaza saja… setelah 20 hari tertanam di dalam tanah. Akhirnya, Mahmud, bisa keluar dari terowongan dengan selamat… Berikut petikan wawancara selengkapnya:

T: Apa gelar sarjana Anda?

J: Bachelor (sarjana)

T: Berapa lama Anda tertahan di dalam tanah (terowongan)?

J: 20 hari, tidak kurang tidak lebih

T: Berapa jumlah orang yang keluar dari terowongan dengan selamat?

J: 24 orang

T: Apa yang terjadi kepada Anda dan teman-teman Anda?

J: Pesawat-pesawat tempur Israel menembaki pintu-pintu terowongan. Ada beberapa pintu terowongan, kami yang menutup sendiri karena pihak Zionis Israel memasukan gas beracun ke dalam terowongan.

T: Bagaimana Anda dan teman-teman menghabiskan waktunya di dalam terowongan yang gelap gulita?

J: Kami sholat, bersenandung, bernasyid, bercengkrama satu dengan yang lainnya. Kami tidak pernah putus asa hingga detik-detik terakhir….

T: Apa yang Anda makan dan teman-teman Anda?

J: Sebelumnya kami membawa korma, karena terbatas, masing-masing kita mendapatkan bagian separuh dari satu butir korma, setiap harinya.

T: Lalu apa yang Anda minum?

J: Di beberapa dinding terowongan, ada genangan air. Bahkan di akhir-akhir, air itu bertambah, bahkan kami khawatir kami akan tenggelam dengan banyaknya air tersebut.

T: Berapa jarak antara posisi Anda dengan muka bumi?

J: Sekitar 25 meter

T: Bagaimana Anda bisa mendekat dengan genangan air tersebut, kemudian Anda meminumnya sementara tidak ada penerangan sama sekali, gelap gulita?

J: Kami punya alat-alat penerang yang kami gunakan saat darurat saja. Kami khawatir batereinya habis di detik-detik terakhir. Biasanya, salah satu dari kami mengumpulkan air sebanyak 40 liter setiap harinya.

T: Apakah Anda bisa berkomunikasi dengan luar?

J: Komunikasi benar-benar putus sama sekali, kami tidak tahu apa yang terjadi di sekitar kami.

T: Apakah Anda dan teman-teman juga tahu, hari ini, hari apa, jam berapa dan tanggal berapa?

J: Kami menghitung hari sesuai dengan hari-hari Ramadhan. Oleh karena itu, kami berpuasa selama 30 hari. Ketika hari raya, hari Senin, kami merayakannya di hari Selasa. Kami tahu malam dan siang, melalui jam
tangan yang kami pakai.

T: Apakah Anda sempat kehilangan harapan untuk selamat?

J: Kami tetap optimis untuk selamat, tidak hilang harapan. Kami sholat berjamaah, berdoa kepada Allah secara bersama-sama. Kami sempat berupaya menggali agar bisa keluar. Akhirnya ada di antara kami gugur syahid saat penggalian tersebut. Bersamaan dengan waktu yang berjalan, tubuh-tubuh kami pun mulai melemah. Sehingga kami tidak mampu lagi untuk menggali.

T: Setelah itu, masihkah Anda dan teman-teman Anda punya harapan hidup?

J: Awalnya, harapan untuk selamat itu besar sekali. Kami memperkirakan gencatan senjata terjadi pada hari raya. Namun sehari setelah hari raya, gencatan senjata itu juga belum terjadi, harapan untuk selamat mulai rendah dan tubuh kami mulai melemah.

T: Terkait cuaca atau suhu di dalam terowongan seperti apa?

J: Terkadang berhembus kepada kami, angin yang segar dan membugarkan kami. Tapi kami tidak tahu, dari mana angin tersebut datang.

T: Apakah di antara teman-teman Anda, sempat terjanggit sakit saat di dalam terowongan?

J: Iya ada, tapi obatnya dengan baca Al-Qur’an dan membasuh wajahnya dengan air.

T: Apakah Anda dan teman-teman Anda, sempat mengalami depresi dan kehilangan harapan?

J: Kami manusia biasa, malam-malam bagi kami sangat berat. Kami jarang tidur. Kami juga mengalami depresi kehilangan harapan untuk hidup. Namun di pagi hari, kami kembali bercengkrama kembali dengan teman-teman berbicara tentang mimpi-mimpi kami. Tentang keselamatan yang akan datang kepada kami.

T: Bisa dijelaskan kepada kami, seberapa besar kegembiraan Anda semua saat Anda ditemukan dalam keadaan sehat dan hidup?

J: Kami mendengar suara alat yang menggali di sekitar kami. Awalnya kami sempat ragu, kamipun kembali masuk ke dalam terowongan. Tapi di antara kami, ada yang mendekat ke sumber suara galian untuk mencari berita. Setelah dua jam kami menunggu, kami kemudian mendengar suara: Allah Akbar, wa lillahil hamd

Kamipun kemudian bertakbir gembira, kami tahu kami sudah selamat. Terowongan pun dipenuhi dengan suara takbir menggema…. Allah Akbar….Allah Akbar….Allah Akbar….

*sumber: https://www.facebook.com/mhmd.alqwqa.5
(pengirim: oma yuma)
Tag : ,

MENDADAK HEBOH "JILBOOBS"

By : Unknown


Istilah “jilboobs” tiba-tiba menjadi salah satu topik paling hangat hari ini. Di media sosial, sejak kemarin istilah itu menyebar dengan cepat. Dan hari ini, sejumlah media nasional termasuk detik.com dan merdeka.com menurunkan banyak berita tentang “jilboobs.”
Jilboobs, berasal dari kata jil (merujuk pada jilbab) dan b**bs. Istilah jilboobs digunakan untuk wanita yang memakai kerudung, tetapi seksi. Memakai kerudung tetapi tidak menutup aurat. Menampakkan lekuk tubuh, terutama bagian dada.
Istilah jilboobs sebenarnya sudah mulai digunakan di dunia maya pada November 2012. Menurut google trend, di bulan itu sudah mulai terekam searching (pencarian) istilah jilboobs menggunakan mesin pencari Google. Pencarian jilboobs naik drastis pada April 2014. Saat itu, istilah jilboobs dipopulerkan oleh arrahmah.com, tiga bulan setelah sebuah fan page Jilboobs diluncurkan di Facebook. Lalu pada 3 Agustus 2014, fenomena Jilboobs dibahas di sebuah blog dan menjadi viral di media sosial.
Jilboobs di Google Trend
Jilboobs di Google Trend
Meski memakai kerudung, jilboobs menampakkan lekuk tubuh. Fenomena jilboobs menjadi lebih mengkhawatirkan dengan adanya media sosial dan smartphone. Mengapa? Karena sekarang, jilboobs merebak di dunia maya setelah mengunggah foto selfie-nya.
“Kita harapkan dia jangan tanggung gitu loh. Kalau dia sudah berjilbab ya berjilbab terus, jangan sampai memperlihatkan bentuk tubuh yang sensual, sehingga dia pakai baju tapi kelihatan semua lekuk-lekuknya,” kata Wakil Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di kantor MUI, Kamis (7/8/2014), seperti dikutip Detik.
KH Ma’ruf Amin menilai jilboobs sama saja dengan melegalkan pornografi walaupun tidak secara eksplisit.
Fenomena jilboobs juga mendapatkan tanggapan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan, menggunakan jilbab harus memperhatikan aspek syariah. Jangan sampai justru menimbulkan kesan negatif dan menjadi fitnah.
“Saya secara pribadi sebenarnya senang maraknya masyarakat Indonesia berjilbab dengan beragam mode. Kita artikan menguatnya gairah Islami. Harus diperhatikan tugas syariah. Ketentuan syariat bagi para pemakai. Berpakaian tidak menampakkan bentuk tubuh,” ujarnya.
Bagaimana ketentuan syariat jilbab? Dalam buku Jilbaabul Mar’ah al-Muslimah dijelaskan ketentuan jilbab ada delapan:
1. Menutupi seluruh badan selain bagian yang dikecualikan.
2. Tidak dijadikan perhiasan.
3. Jilbab itu harus tebal, tidak tipis.
4. Jilbab harus longgar, tidak ketat.
5. Tidak dibubuhi parfum atau minyak wangi.
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
8. Tidak berupa pakaian syuhrah (mencolok).
Nah, jilboobs jelas bertentangan dengan ketentuan tersebut. Jilboobs kadang hanya menutup rambut, sementara tangan, bahkan kadang pusar, kelihatan. Jilboobs juga sering menjadi perhiasan agar kaum laki-laki tertarik, padahal jilbab disyariatkan justru untuk meminimalisir faktor kemenarikan seorang muslimah di mata laki-laki non mahram. Jilboobs seringkali terbuat dari kain yang tipis, kadang setengah transparan, dan ketat. Jilboobs juga hampir selalu berdampingan dengan parfum yang aromanya mengundang keterterikan kaum laki-laki. Maka, yuk hindari jilboobs dan pakai jilbab yang sesuai syariat Islam. [BedaMedia]
http://kisahikmah.com/mendadak-heboh-jilboobs/
Tag : ,

ADALAH SERING DAN TAK SULIT SEBENARNYA | FUTRI HANDAYANI

By : Unknown



     
Adalah saling yang menguatkan ketika lemah mulai merebah dalam balutan jiwa dan raga menyemai bagai petani yang tengah berdiri diterik mentari .

     Adalah saling yang memahami ketika hati bertabur duri menancap bagai paku pada tembok yang keras lagi sukar ditempa .
 
     Adalah saling yang mengisi ketika bosan melanda pikiran semerbak bagai harum yang tiada dimengerti oleh siapapun.

     Adalah saling yang menyanyangi ketika lisan dan hati tak saling bertautan menjaga ranumnya kisah yang Allah berikan.    

    Adalah saling yang mencintai ketika kita tak saling mempedulikan yang menjadikan merah berubah warna. 

    Adalah saling yang menjadi satu ketika wujud mulai bercerai berai lalu luput menjadi abu yang terbawa angina. 

     Adalah saling yang berkomitmen ketika kerja mulai mengikuti kaki merangkak tak menuju. 

Adalah saling yang berukhuwah ketika silaturahim tak menjadi pokok persaudaraan bagai ombak yang terombang ambing bersama lautan. 

     Tak sulit sebenarnya menjadikan lemah jika saling menguatkan dalam kekuatan fisik dan rohani yang diberikan Allah SWT.

    Tak sulit sebenarnya menjadikan paham jika saling bersimpati dalam karakter yang menjadikannya persaudaraan 

    Tak sulit sebenarnya untuk mengisi jika saling hadir dalam rasa yang melepas dahaga. 

    Tak sulit sebenarnya untuk menyayangi jika saling memperhatikan berirama
bersama pohon yang menumbuhkan tunas
 

    Tak sulit sebenarnya untuk mencintai jika saling merasa  bahwa hati tak kan salah untuk mengubah warnanya 

    Tak sulit sebenarnya untuk menjadi satu jika saling mengikat karna banyak tak selamanya sama 

     Tak sulit sebenarnya untuk berkomitmen jika saling  menjadi janji karna ia akan selalu hadir dalam setiap langkah mengemban.  

     Tak sulit sebenarnya untuk berukhuwah jika saling bertegur sapa dan menjaga Tali hingga tak akan pernah terputus. 

Sungguh  adalah saling yang menguatkan,memahami,mengisi,menyayangi,mencintai,menyatu,berkomitmen dan berukhuwah. Saling itu tidak sendiri bak bulan si satelit bumi , saling itu kita, namun sungguh bahwa kumpulan yang dibentuk di antara kita adalah ''kumpulan manusia'' bukan ''kumpulan malaikat''

Allah lah yang membolak-balikan hati . tak akan ada yang ingin menyepi dalam sunyi kehampaan. karna Allah menciptakan kita bersaudara :). Semoga menjadi insan yang bertaqwa. 

''Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat Rahmat.''(Al Hujurat: 10)

''Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri'' (HR. Bukhari Muslim). 

Adalah saling dan Tak sulit sebenarnya ,

Karna kita adalah saudara, Sederhana bukan?

 
Futri Handayani
SMAN 1 Subang
@HandayaniF11
 
 

 
Tag : ,

PACARAN YUK?

By : Unknown




Pacaran memang sudah jadi trend di kalangan anak muda Indonesia, katanya. Banyak pemuda pemudi yang terjerumus pada persoalan ini. Anak boarding, anak negeri, anak MAN, bukan jaminan.Banyak yang nggak kuat lagi buat nahan nafsunya, sejenakk saja... Hanya pendirian yang dapat memeutuskan. Yuk simak kultwit ! :D

 

Menspesialkan seseorang yg ngga ada hubungannya, itu artinya kamu membatasi diri dgn pergaulan

Buat apa sih pacaran???  

Temenan aja yaahhh... :)  

Emang Nabi Muhammad Saw pernah pacaran sblm menikah?  

Apa?!? Kamu ngga pacaran? BAGUS!

Pacaran itu memiliki kemungkinan untuk sakit hati. So, hati2!

Pacaran? Ayoo! Tapi nikah dulu yaa... :)  
 
Pacaran, cewenya kaya berbie. Hiks.. Hiks..  

Pacaran, cowonya kaya BUAYA  

Pacaran? 10 tahun lagi dr sekarang. Mau?

Pacaran, bnyk boong, bnyk dosa  

Pacaran, sok romantis bangit sih kammuhhh... :) ibu km lbh butuh perhatian lageeeh  

Pemuda? Pemudi? Emang harus pacaran geto? Let's do something more benefit!

 
  
Tag : ,

MANUSIA RABBANI PASCA RAMADHAN | MUHAMMAD SYARIF

By : Unknown





Sahabat FAROS sejati dimana pun kalian berada kali ini kita punya artikel yang menarik nih.. kamu penasaran ? harus penasaran dong pastinya, ..loh  kenapa ? karena artikel ini dijamin insyaallah sangat bermanfat buat kalian semua , udah ya kebanyakan basa-basi langsung aja nih (baca yang khusyu yaa) J

dakwatuna.com – Malam-malam kita tak lagi seperti dulu, yang syahdu di bawah lantunan kalam ilahi dari para imam-imam tarawih. Penghujung malam kita pun tak seperti dulu lagi, yang larut dalam tahajjud panjang, lalu merengguh keberkahan sahur, sembari dzikir dan istighfar di sela-sela sisa waktunya.

Saat Subuh tiba, shaf-shaf di masjid terlihat lebih padat dibandingkan waktu subuh di luar Ramadan. Selepas shalat, sebagian makmum lebih memilih duduk berdzikir menanti syuruq, mereka berlomba-lomba meraup pahala haji dan umrah, yang disempurnakan dengan mengerjakan shalat sunah dua rakaat.
Shalat kita pun tak seperti dulu, yang lebih semangat memburu lima waktu jamaah di masjid. Mengejar untuk mengkhatamkan Al Quran berulang kali, berlama-lama di masjid untuk satu, dua atau bahkan tiga juz Al Quran setiap hari.

Sore kita, tak lagi disibukkan dengan dzikir petang dan doa. Dulu kita larut dalam detik mustajab di menjelang masuknya waktu Maghrib. Menikmati dua ganjaran kebahagiaan; bahagia karena berbuka, dan bahagia karena puasa kita menjadi wasilah bermuwajahah dengan Allah Swt. Tapi itu dulu, lantas bagaimana dengan hari ini, pasca Ramadan? Bukankah Rabb yang menjanjikan ganjaran berlipat selama Ramadan, Ia juga Tuhan yang sama ketika di luar Ramadan?

Ada kata-kata menarik yang menyadarkan kita akan hal ini, “Kun rabbâniyyan, wa lâ takun ramadhâniyyan” Jangan menjadi manusia Ramadan, yang kuat ibadahnya karena berada di bulan Ramadan saja, karena setelah bulan itu berlalu, ia tak akan mengalami perubahan hidup untuk menjadi lebih bertaqwa. Namun jadilah manusia pasca Ramadan yang memiliki nilai kepribadian diri, penghambaan kepada Allah yang tak kenal henti, menjadi manusia bertaqwa tanpa batas, sesuai target yang diharapkan dari penggemblengan yang dilakukan selama sebulan. Dengan syaratnya, ia harus menjadi hamba Allah yang bobot ibadahnya terus meningkat, sekali pun ia telah berada di luar bulan Ramadan.

Para sahabat menyiapkan diri mereka selama enam bulan untuk menyambut kehadiran tamu agung bernama Ramadan. Pastinya mereka mati-matian untuk beribadah full time selama sebulan penuh itu. Layaknya bertemu dengan seorang yang dirindu, kita ingin berlama-lama bersama dengannya, menjamu, memberinya pelayanan sebaik mungkin. Dan tentunya kita akan merasakan kesedihan yang teramat dalam ketika harus berpisah dengannya.
Hal yang sama dirasakan oleh sahabat nabi di penghujung Ramadan, mereka tak gembira dengan baju baru, kue-kue dan makanan ala lebaran seperti umumnya kita. Tapi mereka justru bersedih, karena tamu agung itu sudah harus pergi meninggalkan mereka.

Mâ ba’da Ramadhân, inilah masa-masa yang paling mencemaskan bagi para sahabat nabi. Mereka takut akan amalan yang tertolak; puasa, qiyam yang panjang, tilawah yang berulang kali khatam, infak harta, pengorbanan jiwa raga dari satu medan perang ke perang lainnya, serta segudang amalan ibadah lainnya yang mereka lakukan selama Ramadan, semuanya itu telah menjadi sebuah kekhawatiran terbesar bagi diri mereka. Mereka lebih banyak berkontemplasi, dan bermuhasabah dalam sebuah tanda tanya, “Apakah amal ibadahku di bulan Ramadan kemarin diterima oleh Allah Swt.?”

Para sahabat merawat Ramadan dalam hati mereka dengan rasa khauf dan raja’. Sekuat tenaga berusaha istiqamah dalam amalan ibadah mereka. Lengah sedikit, akan memberikan indikasi amal ibadah mereka selama Ramadan telah sia-sia. Karena di antara ciri dari diterimanya amal ibadah seseorang dalam bulan Ramadan adalah; keringanannya dalam mengerjakan kebaikan dan ibadah, serta jauhnya mereka dari melakukan kemaksiatan kepada Allah Swt.
Enam bulan pasca Ramadan mereka masih bersedih memikirkan kepergian Ramadan. Mereka memohon dengan sungguh-sungguh agar amalan ibadah selama sebulan penuh itu diterima oleh Allah Swt. Sedangkan di paruh tahun sisanya, mereka kembali bergembira, bersiap diri menyambut kehadiran Ramadan, sang tamu agung yang selalu mereka rindu.

Begitulah siklus hidup para orang shalih terdahulu, renggang waktu dari Ramadan ke Ramadan berikutnya diisi dengan taqarrub ilallâh. Seakan menutup semua celah untuk futur dalam beribadah. Rindu mereka adalah rindu keimanan, pun dengan kesedihan mereka, kesedihan karena iman. Sehingga hari-hari berjalan penuh kekhusyukan, hati mereka tenang, diisi dengan mengingat Allah dalam kondisi apa pun. Karena Allah telah memberikan jaminan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du:28).

Mereka memiliki kepribadian yang layak untuk diteladani. Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah ibadah kita melebihi mereka sehingga lebih merasa hebat dan yakin kalau amalan Ramadan kita diterima? Ittaqullâh yâ ahibbâ’i, ibadah kita pastilah masih jauh dari kesungguhan para sahabat itu. Sehingga rasa khauf dan raja’ yang kita miliki seharusnya lebih besar ketimbang mereka.
Walhasil, shalih pasca Ramadan bukanlah hal fiktif. Kita baru saja meninggalkan terminal ruhy, kita sudah men-charger diri kembali. Battery full yang kita miliki, ditargetkan bertahan untuk sebelas bulan berikutnya.

Ramadan memang sudah pergi, karena datang dan pergi sudah merupakan bagian dari sunnatullah dalam kehidupan ini. Memang dalam sebelas bulan ke depan, tak ada puasa wajib seperti di bulan Ramadan lagi tapi Masih ada puasa lainnya, seperti puasa sunnah Senin dan Kamis, puasa ‘Arafah, ‘Asyura, puasa Daud, dsb. Qiyamul lail juga masih tetap bisa kita lakukan. Shalat sunnah ini menempati posisi kedua setelah shalat fardhu sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw., “Shalat yang paling utama sesudah shalat wajib adalah qiyamul lail.” (Muttafaqun ‘alaih). Beliau juga menyebutnya sebagai da’bu shâlihin, atau tradisi dari orang-orang shalih.

Amal ibadah yang menjadi rutinitas kita selama sebulan Ramadan diharapkan memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga ketika Ramadan telah berakhir, kita tak mengalami kesulitan untuk memulainya kembali. Mumpung masih hangat aura Ramadan kita, mari bersama-sama kita hidupkan kembali rutinitas baik kita itu. Menjadikan amalan-amalannya sebagai sebuah kebiasaan, sekali pun sedikit, yang penting kita memiliki amalan andalan dan rutin menjalankannya. Karena barang siapa yang memiliki amalan rutin yang baik, selamanya ia tak akan mengalami kerugian, sekalipun ia terkena uzur, pahala tetap mengalir untuknya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dituliskan, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda, “Apabila seseorang menderita sakit atau sedang bepergian maka dicatat pahala untuknya amal yang biasa ia kerjakan di saat ia sehat dan tidak bepergian.” (HR. Bukhari).

Semoga kita tidak menjadi manusia Ramadan, yang optimal ibadahnya selama sebulan saja, dan free di sebelas bulan berikutnya. Tapi kita menjadi manusia rabbâniy, yang selalu mengingat Allah kapan dan dalam bagaimana pun kondisi kita, seperti karakter ulul albâb yang termaktub dalam Al Quran, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring.” (QS. Al Imran: 191). Wallâhu al Musta’ân.


 



Tag : ,

- Copyright © . - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -